Terlintaskah dipikiran kita darimana kah nama Indonesia Berasal?
Pada zaman sebelum pra sejarah, Indonesia disebut dengan berbagai nama. Orang Tionghoa menyebut kawasan Indonesia dengan Nan-hai atau kepulauan laut. Orang India menyebut dengan Dwipantara yang memiliki arti kepulauan tanah seberang. Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, sekarang Sumatra) yang terletak di Kepulauan Dwipantara. Orang Arab menyebut nusantara dengan Jaza’ir al-Jawi yang berarti kepulauan jawa, sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera.
Sementara orang Eropa yang pertama kali datang ke Indonesia menganggap bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India dan Tiongkok. Mereka menganggap bahwa daerah antara Persia dan tiongkok semuanya bernama “Hindia.” Dan Tanah Air kita diberi nama “Kepulauan Hindia” (Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien) atau “Hindia Timur” (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l’Archipel Malais).
Selanjutnya pada zaman penjajahan Belanda, Indonesia memiliki nama resmi, yaitu NederlandschIndie atau Hindia Belanda. Sedangkan pada zaman penjajahan Jepang, To-Indo (Hindia Timur.)
Nama Nusantara
Ernest Francois Eugene Douwes Dekker atau Dr. Setiabudi pada tahun 1920 mengenalkan nama Nusantara untuk tanah air. Ia mengambil nama itu dari Pararaton (sebuah naskah kuno zaman Majapahit).
Pada zaman Majapahit, Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam Bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Sumpah Palapa dari Gajah Mada tertulis “Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa” (Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat).
Dr. Setiabudi mengartikan kata nusantara dengan pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambul kata Melayu asli, antara maka Nusantara berarti “nusa di antara dua benua dan dua samudra,” Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda.
Nama Indonesia
Seorang ahli etnologi Inggris George Samuel Winson Earl pernah menulis artikel di sebuah majalah Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA). Ia menegaskan bahwa Nusantara susdah saatnya memiliki nama khas, sebab nama hindia sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Ia mengajukan dua piliha nama, yaitu Indunesia atau Malayunesia. Earl merasa nama Malayunesia lebih cocok karena ras melayu dan bahasa melayu yang dipakai di seluruh kepulauan ini.
Sedang James Richardson Logan juga menulis di JIAEA, ia merasa nama Indunesia lebih cocok, huruf U kemudian diganti dengan huruf O agar pelafalannya lebih mudah digunakan. Sejak saat itu, Logan selalu konsisten memakai nama Indonesia dalam berbagai tulisannya dan lambat laun nama Indonesia menyebar di banyak kalangan ilmuan bidang etnologi dan geografi.
Di Indonesia sendiri sosok pribumi yang pertama kali menggunakan istilah “Indonesia” adalah Ki Hajar Dewantara, ketika beliau sedang dibuang ke Belanda pada tahun 1913. Pada saat di Belanda, beliau mendirikan sebuah biro pers bernama Indonesishe Pers-bureu.
Sumber: histori.id