Kiswah merupakan sebutan kain penutup berwarna hitam yang tergantung dari atap hingga kaki Ka'bah. Awal mulanya, Ka'bah yang dibangun Nabi Ibrahim AS memang tidak memiliki penutup. Mimpi pria asal Yaman ribuan tahun lalu menjadikan Ka'bah seperti yang terlihat hingga saat ini.
Siapa pria itu? Ia adalah orag Tubba bernama Abu Karb As'ad, Raja Dinasti Himyariah, dari Yaman. Dalam riwayat Al-Umari yang dikutip dari buku Sejarah Ka'bah tulisan Prof Dr Ali Husni al-Kharbuthli, ketika itu Abu Karb bermimpi ia menutup Ka'bah dengan kain.
Maka, saat ia melintas di depan K'bah sekembalinya ia dari peperangan di Yatsrib pada tahun 220 sebelum Hijriah, ia merealisasikan mimpinya. Ia memasang kain penutup Ka'bah dan membuat kunc untuk pintunya.
Saat itu yang dipakai untuk menutup Baitullah berupa kulit dan kain kasar. Namun ia sempat khawatir kulit dan kain itu akan membebani Ka'bah. Ia pun menggantinya dengan almala wa al-washa'il, sejenis kain yang dijahit di Yaman.
Para penerusnya lalu mengikuti dan melakukan hal serupa, mereka menutup Ka'bah dengan kulit da qathabi, sejenis kain dari Mesir, yang kuat dan tahan lama. Setelahnya orang-orang mulai memberi hadiah ke Ka'bah berupa berbagai jenis kain. Sebagian kain-kain itu dipakai untuk menutup Ka'bah. Jika kain lama usang, maka yang baru akan diletakkan di atasnya.
Namun di masa Qushay bin Kilab, ia memungut dari setiap suku sejumlah uang untuk membeli kiswah. Tradisi ini kemudian dilanjutkan oleh anak-anaknya.
Al-Umari meriwayatkan Khalid bin Ja'far bin Kilab sebagai orang pertama yang menyelimuti Ka'bah dengan kain berbahan sutra. Ada pula Natilah binti Janab, ibunda Abbas bin Abdul Muthalib. Saat itu Abbas tersesat dan ibunya bernazar jika ia menemukan anaknya ia akan menyelimuti Ka'bah dengan sutra.
Sumber : Viva Media Baru
terimakasih sudah berbagi infonya yah kak
ReplyDeleteElever